Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Pak Jambo dan Wa Jene

Gambar
  Tepat di malam senin, ketika seharian aku dan pacarku dari pantai yang ada di pulau Ambon. Aku sedang duduk di depan jendela kamar hotel sambil menikmati secangkir kopi dan pemandangan malam kota. Di kejauhan, warni warni lampu yang menghiasi Jembatan Merah Putih (JMP) tampak memanjakan suasana. Begitupun para muda mudi yang ada di sana. Di manjakan angin malam dan melengkapi cerita-cerita dusta yang berujung di kamar rahasia. Aku mulai membuka suara ketika aku mulai merasakan suasana yang akan mengalahkanku. Rasa kantuk mulai menduduki mataku, menguap walau pahitnya kopi tak dihiraukannya. “Kekasih, aku mau bercerita tentang bunga dan selangkangan wanita, maukah kamu mendengarnya…? Tanyaku ketika aku sambil menyeruput kopi di kamar hotel. “Apa hubungannya bunga dengan selangkangan wanita, memangnya sebelum bercinta laki-laki harus menaburkan bunga di selangkangan pacarnya ? “Jawabnya sambil tertawa dan gigi gingsulnya yang indah terlihat jelas dan kemudian melenjutkan lagi. “Tap

Ia Mengirim Malam Yang Tak Nyenyak Di Dadamu

Gambar
 Ruang ingatan; Kamu pernah membuka pintu, membuka hati untuk seseorang, tetapi setelah sesuatu datang bersemayam di dalamnya, setelah memberimu luka di dadamu yang lungkrah, setelah seseorang datang hanya untuk mengirim malam yang tak nyeyak di matamu. Kamu memilih untuk menutupnya rapat-rapat, semacam pintu yang kamu tutup rapat, sangat rapat. tetapi ada saja celah, atau jalan untuk seseorang mengetuknya yang barangkali membuat dadamu berdesir setelah sekian lama. Kamu bertanya kepadanya selepas membuka pintu kecil untuknya: Kemana? “ke suatu tempat yang paling rahasia” Itu dimana? Tanyamu. “Di matamu”. Jawabnya pelan sambil mengurungkan niat untuk menatapmu. Kamu membanting dengan tegas lalu menjawabnya. “jangan! ada banyak batu nisan di dalam sana? Disana sesuatu telah lama mati. Kemudian kamu merasakan ada sesuatu menghisapmu melihat lampau dirimu! Disana kamu menemukan dirimu yang dulu menatap nanar setiap kepergian. Dari wajahmu terlihat jelas peta pahit masalalu, laiknya sirine