Sebuah Pilahan Yang Bukan Pilahan



Sebuah pilihan yang bukan pilihan

Kita melakukan perjalanan untuk tidak larut dalam kekhawatiran untuk melawan ketakutan akan bagaimana itu masa depan yang kita sendiri tidak tahu akan seperti apa  bentuk dan wajahnya, kita membawa kecemasan dalam perjalanan agar mungkin nantinya kita akan menanggalkanya pada setiap tempat yang kita lalui, meski kita tahu beberapa hal yang pada dasarnya datang dari diri sendiri tak akan benar-benar tanggal. Sebab mengubah kebiasan yang pada kenyataanya kita sendiri selalu merawatnya, entah itu kebiasaan megunakan wajah orang lain untuk orang lain atau selalu memakai topeng dengan alasan cinta itu sendiri.

Ada beberapa hal dalam kehidupan ini selalu membuat kita tak punya waktu untuk memilih.    Aku suka ini, Aku benci itu. !
Namun bersamaan dengan ketika pilihan itu keluar, kereta yang akan membawa diri kita ke tempat dimana yang telah kita pilih berlalu meninggalkan kita berlalu dengan bahkan tak menyapa sekalipun. Hal inilah yang membuat kita terbagi menjadi pesimis dan konsisten, ada yang memupuk dan menjadikanya sebagai pelajaran, ada yang memilih untuk menguburnya sebagai kepahitan. Yah, memang bersikap dan menerimahnya dengan lapangdada mungkin adalah cara agar dimana semua itu tak lagi larut menjadi kekecewaan, namun beberapa orang mempunyai keyakinan atas sesuatu yang barangkali tak lagi mengulang kekecewaan yang pernah ia alami.

Aku tak mau lagi mengulang yang ini, Aku mungkin akan mencoba yang itu.

Kepahitan kekecewaan kesenangan?
Sebuah pilihan lain mungkin akan aku coba bukan tampa resiko ini sudah melalui beberapa perenungan sesuatu yang entah dari mana asalnya mencoba meyakinkan dan untuk memulai perjalanan kembali, aku menyadari bahwa seperti apa bentuk kemanisan pasti mempunyai unsur kepahitan. Begitupun kesenangan sebaliknya punya kata pendamping yakni kekecewaan.

bukankah kita hanya perlu mencoba !
sesuatu yang di mulai mesti di akhiri, entah itu akan berakhir dengan kesuksesan atau bahkan sebaliknya, tak ada yang benar-benar tahu,.
apakah kamu adalah orang yang pasti sukses? 
Jika kamu manjawab ya maka kamu sok tahu!
Jika kamu menjawab tidak maka kamu pun sok tahu!
Begitu panggalan kalimat dari salah seorang penulis, hampir semua hal dalam hidup
ini manusia tak bisah menjawabnya dengan pasti melainkan berproses dan menjalaninya terlebih dahulu. Mungkin karena itu aku menguatkan diriku kembali, bukankah kita hanya perlu mencoba. Namun pada waktu yang sama aku menyadari, bahwa hampir semua hal di depanku telah di susupi kebohongan dan kebencian.  

Dan ketika kita memikirkan hal itu bersamaan dengan itu kita telah kehabisan waktu untuk memilih dan kereta yang kita harapkan berlalu begitu saja bahkan pada saat kita belum menentukan pilihan mana yang harus kita pilih.


    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ia Mengirim Malam Yang Tak Nyenyak Di Dadamu

Sedikit Tentang Buku Manusia Indonesia, Karya Mocthar Lubis

Dari Beng-beng Sampai Peterpan