malam yang tanggal untuk pagi yang tunggal


Malam yang tanggal untuk pagi yang tunggal.

Malam hadir untuk para perindu yang merindukan negeri impian dimana segala hal remeh temeh jadi bahan candaan atau obroloan serius, tak jarang ketika sedang asik duduk berkeluh kesah pada malam di temani secangkir kopi hangat dan beberapa tumpukan kertas yang memenuhi ruangan kamar ku yang berukuran 3x4 menjadi pemanis untuk pahitnya kopi hitam yang aku seduh menginginkan agar malam mini lebih panjang dari biasanya.

Tapi itu tidak mungkin bukan !!

Dan sesekali beberapa teman datang menyambangi untuk berdisuksi, bercanda, berbicara tentang mimpi atau pun perihal cinta. Yah tentang percintaan !! semoga obrolan hangat itu kadang berlangsung hingga pagi datang menjemput.
Aku seorang pemuda desa yang saat ini sedang melanjutkan tahap pendidikan sarjana di salah satu kampus yaitu di UMB di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Kehidupan kampus ku sebenarnya tak jauh berbeda dengan teman kuliah ku yang lainnya hanya saja ketika sore aku suka duduk di bibir pantai nirwana menunggu senja hingga malam hari selepas itu warung kopi menjadi pelarian paling sempurna untuk merayakan kesepian.


Hingga saat dimana aku menulis tulisan ini, hal itu berubah menjadi kebiasaan yang setiap hari diulang-ulang. Kadang aku sendiri dan sering kali juga ditemani oleh beberapa teman.
Satu hal yang aku sadari dari semua kebiasaan ini adalah kesepian itu menakutkan, itu mengapa banyak orang membenci malam sebab di malam hari langkah kaki tak sepanjang dikala siang dan kadang kita hanya duduk sendirian di ruangan pengap tanpa obrolan.
Anehnya aku menyukai malam dan kesepian itu.
Tapi sayangnya malam tak berlangsung lama, tubuh manusia tidak bisa terjaga selamanya tetap harus tidur dan butuh nutrisi yang cukup bukan. 
Disini yang sering sekali menjadi permasalahan dimana aku belum cukup tidur dan tiba-tiba berbagai tuntutan kehidupan manusia membangunkan ku dari tidur yang pulas, harus pergi ke kampus dan dia IBU alarm terbaik yang pernah dimiliki manusia.
Tak kenal putus asa dia alarm akan tetap dan memaksamu untuk  terbangun tak perduli apa yang kamu lewatkan tadi malam sebagus apa mimpi mu dalam tidur. Dia alaram itu tidak pernah sama sekali.

Kamu harus ke kampus, kamu harus cepat wisuda, kamu harus…..


Hidup penuh dengan keharusan dan tuntutan seperti perlombaan dalam pacuan kuda, siapa yang menacapkan pacut dengan keras pada kuda maka dia yang akan menang.
Tapi aku bukan kuda pagi ! Aku manusia aku tak ingin berlomba dalam pacuan itu, memang hidup butuh kebutuhan tapi tidak dengan paksaan pagi.
Keikhlasan yang kita butuh ! Lagipula setelah semua keharusan dan semua itu terpenuhi apa yang akan terjadi nanti ! Paling semua itu akan menjadi cerita-cerita ketika kita mati nanti dan bukankah cerita-cerita itu akan terdengar sama dengan cerita-cerita orang lain.
Bukankah Tuhan mencipatkan kita berbeda-beda, lalu bagaimana bisa kita hidup dalam cerita yang sama.


Malam ku di tanggalkan pagi lalu berubah menjadi tunggal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ia Mengirim Malam Yang Tak Nyenyak Di Dadamu

Sedikit Tentang Buku Manusia Indonesia, Karya Mocthar Lubis

Dari Beng-beng Sampai Peterpan