Hal Aneh Untuk Hal Yang Aneh




Hal Aneh Untuk Hal Yang Aneh

Di musim penghujan seperti begini bising suara manusia hampir tak terdengar hanya suara dedaunan yang terhempas jatuh akibat angin kencan Juga riuhnya butiran hujan yang menjatuhkan diri seperti mengelar konser satu nada pada atap-atap rumah sunyi hening berdatangan mencoba mengintimidasi diriku

Aku tidak takut barang sedikit pun, kataku pada diri sendiri.  Mencoba melawan ketakutan itu walaupun aku tahu bahwa sebenarnya ketakutan akan tetap ada pada setiap diri manusia semisal aku.

Aku sering melihat berbagai macam ekpresi orang-orang ketika hujan turun, entah itu hujan rintik ataupun lebat, kata orang-orang hujan kadang membuat kita termenung kadang juga melamun. Tapi bagiku aneh yah. Kenapa hujan membuat kita termenung dan melamun bukankah ke dua hal tersebut juga sering terjadi jika langit itu cerah. Entahlah. apakah mungkin karena hujan begitu lebat sehingga membuat obrolan-obrolan hangat itu menajdi dingin dan tak hangat lagi. Atau barangkali hujan mendatangkan sesuatu hal yang datang dari masalalu, atau justru ada hal lain yang mungkin datang pada saat itu juga, semacam bolamata yang indah juga senyum seseorang yang mengetarkan segala sisi nurani yang kini berselisih dengan logika. Entahlah. aku pun tidak paham dengan soal yang begituan.

Aku hanya bisah menebak setiap wajah yang tengah berteduh menunggu hujan-hujan merenung, meski tampa mengetahuinya dengan pasti, lamunan-lamunan di saat hujan membuatku berfikir setelah melihat orang-orang itu. Emang iya apakah harus menunggu hujan untuk dapat melamun. emang iya haruskah menunggu hujan turun untuk dapat merenung. Aneh yah.. iya memang aneh kataku dalam hati meski tampa bersuara walau sebenarnya aku tahu agak sedikit kedengaran dalam telingaku sendiri mungkin juga hatiku,.? 

Aku memang suka menebak orang-orang yang melamun ketika hujan meski aku tahu tebakanku belum pasti benar dan belum pasti juga salah, anehnya kebiasaanku menebak orang-orang yang melamun ketika hujan itu, tak pernah terbesik dalam diriku untuk membuktikan bahwa apakah tebakanku itu benar atau salah, yang jelas semua itu belum tentu benar dan belum tentu juga salah.  Aneh memang walau aku tahu semua itu memang aneh dan anehnya lagi entah kenapa aku tidak merasa aneh padahal itu aneh.

Kita ini aneh lantas kenapa di sebut aneh bukankah itu aneh.
Dua hari lalu ketika aku hendak pergi membeli rokok ke warung hujan rintik turun secara tiba-tiba. Meski aku tahu itu hujan aku tetap saja melangkahkan kakiku kearah sepeda motor, dengan mengendarai sepeda motor yang mungkin bisah di bilang sepeda motor kesanganku,. Aku pun berjalan bersama sepeda motor yang katanya kesanganku itu menuju kearah warung yang jauhnya mungkin setengah kilometer, belum juga setengah perjalan aku melihat salah seorang pemuda duduk di depan sebuah warung sedang asik menikmati sebatang rokok yang senganja di selipkan pada jari tangannya, tatapannya kosong mengarah kejalan wajahnya mengambarkan seperti seseorang yang tengah melamun. Setelah aku lewat dan melihatnya lantas menyimpulkan seperti itu.
Hujan masih saja tetap rintik aku yang baruh saja sampai di salah satu warung lantas mengeluarkan selembar uang kertas dalam saku celanaku lalu menukarkannya dengan sebungkus rokok dengan cepat pemilik warung memberikan uang kebaliannya. Aku taruh uang kembalian itu kembali dalam saku celanaku, dengan posisiku yang sudah di atas motor aku keluarkan sebatang rokok lantas membakarnya aku hembuskan dengan cepat asap rokokku, kuputar motor dengan sedikit laju 

Baru sampai pertengahan perjalanan tepat ketika aku melihat seorang pemuda tadi, masih sama seperti sebelumnya bola mata pemuda itu menatap kosong kearah jalan yang hampir penuh dengan genangan air hujan, begitupun dengan wajahnya yang masih juga belum menandakan lamunanya itu berakhir, entah mungkin menunggu hujan itu redah, atau mungkin menunggu seseorang yang nantinya memecah lamunan itu,.  Entahlah apa yang aku lihat itu memang aneh.

Tetapi entah kenapa rasa aneh itu juga tetap mengikutiku bahkan sampai kerumah,.  apanya yang aneh.? Aku mulai berfikir dan bingung…!   Kok aneh yah, kenapa kita harus merasa aneh untuk mengatakan sesuatu hal yang aneh. Bukankah itu aneh.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ia Mengirim Malam Yang Tak Nyenyak Di Dadamu

Sedikit Tentang Buku Manusia Indonesia, Karya Mocthar Lubis

Dari Beng-beng Sampai Peterpan