Terbentur-Terbentur Tersungkur



Terbentur-terbentur tersungkur;

Ini tidak mewakili siapa-siapa ini mewakili diri saya sendiri yang selalu terbentur dan tidak mengaharapkan itu untuk terbentuk dan jika pun suatu saat nanti semua itu akan terbentuk itu hanyalah sesuatu yang hadir pada keterbenturan-keterbenturan itu sendiri sebab barangkali saya sendiri adalah keterbenturan itu sendiri. 

Saya tahu tidak ada orang yang akan membaca semua ini dan saya pun tahu semua ini hanya sesuatu yang tak perlu di baca meski saya tahu Sesuatu perlu di baca. Buku, fenomena, maupun wacana. Dan beberapa fenomena sulit untuk di tafsirkan yang keluar dari seseorang yang benama perempuan. Mereka yang membuat psikologi beberapa pria terganggu sebab karna mungkin mereka adalah sesuatu yang paling absrak yang tak mungkin terbaca secara gamblang meski hampir semua pria adalah pembaca terbaik menyangkut hal ini, bacaan yang paling rumit yang perna ada di sepanjang perdaban lelaki, bahkan homo sapiens sendiri memerlukan beberapa kali jatuh bangun untuk memahami semua itu,.  yah. walaupun pada akhirnya hanya satu hal yang ia pahami dari sekian banyak kerumitan yang tak terhitung jumlahnya semisal. ‘’PUTUS CINTA’’.

Meski kita tahu hidup yang bercanda ini tidak selalu hadir untuk baik-baik saja.

Hari-hari selalu berganti dan membawa berbagai macam kejutan-kejutannya di setiap harinya,  diantara kejutan-kejutan itu ada beberapa yang membuat kita terkejut dan kaget, hal baik dan buruk adalah kedual hal yang mendasari itu semua namun tentu saya dan orang-orang lainnya akan selalu memilih hal yang pertama meski saya dan beberapa orang lainya pasti tahu bahwa hal baik selalu suka bergandengan dengan hal buruk begitu pun sebaliknya hal buruk selalu datang dan tak lupa mengandeng hal baik meski ia sendiri tahu bahwa hampir semua orang tak suka kepadanya namun ia bagai seseorang yang taat selalu datang tepat waktu bahkan jika tidak di butuhkan. 

Saya seorang pria dan orang-orang tahu itu, saya mempunyai rasa yang sama dengan orang-orang pada umunya yaitu belas kasih terhadapa orang lain, dan saya juga mempunyai rasa kebencian pada sesuatu yang mungkin orang lain juga membencinya semisal contohnya dua kata ini: KITA PUTUS. Yang mungkin dua kata yang hanya memerlukan bahkan tak lebih dari satu helaan nafas ini jika mengucapkannya memang terlampau terlalu sederhana, namun kita semua tahu bahwa dua kata ini bisah membuat beberapa orang tak semangat hidup dan beberapa orang lainya akan menyimpulkan hidup adalah ke hampaan itu sendiri,

Itu mungkin salah satu contoh yang paling familiar dalam kehidupan dan kebudayaan dari sejak dulu sampai hari ini,  dan apakah kau tahu orang-orang yang bisah bangkit dari keterpurukan semua itu mungkin adalah salah satu orang yang rapuh sekaligus terkuat di muka bumi ini.

Beberapa jam sebelum saya menulis ini saya sempat berdiskusi dengan salah seorang lelaki parubaya yang saat itu sedang duduk membaca buku dengan menikmati secangkir kopi, saat itu ketika setelah menutup buku yang ia baca lelaki parubaya itu mengarah ke saya dan salah seorang temanku dengan mengatakan sebuah kalimat menarit dari buku yang ia baca barusan bahwa ‘’kebanyakan orang-orang gagal adalah karena kurang di siplin’’. dalam mengerjakan sesuatu dan seusai lelaki parubaya itu mengutarakan kalimat itu saya langsung bersuara berkata jujur bahwa saya dan beberapa orang tertentu yang ada di sini adalah orang yang sangat jauh dari kata disiplin itu sendiri pasalnya dalam hal bangun pagi kami selalu melewatkannya. 

Saya berfikir barangkali perihal tak disiplin bangun pagi ini lah awal di mana saya di timpah hal yang pahit sebab beberapa pesan messenger dari si dia saya lewatkan sebab selalu bangun terlampau kesiangan dan belum sempat membalas pesan messengernya, si dia terlampau emosi dan muak terhadap saya, dan memutuskan untuk mengeluarkan dua kata yang hampir semua orang membencinya termaksud saya sendiri,. dan ketika saat menbacanya saya mencoba untuk menguatkan diri untuk tetap baik-baik saja namun hal paling nyata dari sebuah keterpurukan yang membuat orang rapuh seketika terjadi bahwa saya tak bisah untuk baik-baik saja ini semua sungguh terlampau menyakitkan.

Apakah ada alasan untuk saya, tentu ada bahkan banyak namun tak ada lagi alasan yang falid bagi dia untuk menerima alasan saya, bahkan mengingat saya yang terlalu sering ceroboh, ia lantas mengatakan bahwa alasan adalah contoh semua laki-laki itu sama?  Namun dalam hati saya berfikir pandangan kalian terlampau kebiasaan menyamakan sesuatu.         
   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ia Mengirim Malam Yang Tak Nyenyak Di Dadamu

Sedikit Tentang Buku Manusia Indonesia, Karya Mocthar Lubis

Dari Beng-beng Sampai Peterpan