Kadang Sampai Di Sini Saya Bingung
Di
zaman yang keterlaluan begini beberapa orang membanting berbagai macan hal yang
bahkan paling penting termaksud harga diri juga menanggalkan beberapa prinsip
idealis barangkali juga intelektualnya,. Yah. Memang kadang di zaman yang
ketelaluannya terlampau kebangetan ini bahkan sepertinya masa depan kita di
tentukan oleh orang lain dan juga beberapa lembaga tertentu untuk dapat memeluknya.
Bagaiman tidak? kadang untuk mendapatkan
itu semua kita tentu mesti luwes dalam melamar sesuatu mesti punya kamampuan di
atas rata-rata untuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan. Semacam pintar
mengunakan kata-kata metafor puitis terbaik ketika melamar sesuatu di instasi-instansi
tertentu.
Hidup
terlampau sederhana bahkan sakin sederhananya kebanyakan orang enggan untuk
mengakuinya dan memilih pada kesimpulan bahwa hidup itu keras bahkan sakin
kerasnya ketika ada orang yang membangkang kita mengangapnya ia keras kepala,.
iya,
memang benar kata sarwono kepala adalah bagian tubuh yang keras di bandingkan
organ-organ tubuh lainya. Semua itu pandangan yang cukup objektif namun apakah
saya terlampau seperti orang bodoh ketika mengatakan bahwa hidup adalah tentang
pendapat kita masing-masing. Terserah seperti apa pendapatmu itu hadir dari
sebuah insiden yang pernah kamu alami,. toh. Kenapa kamu harus mengunakan pendapat
orang lain padahal kan kamu ikut berkontribusi merasakan kenikmatan dan
penderitaannya maka kamu berhak mengunakan pendapatmu setragis apapun hidupmu.
Di
zaman yang pengap dengan kebingungan ini telepon-telepon pintar kita kadang
membuat kita bingung informasi mana yang harus kita percaya, apakah mulut dia
yang benar atau mulut kamu yang benar.? Ah. Kadang informasi terlampau seperti acara
sulap yang penuh dengan kejutan megicnya. Bahkan sakin kurangajarnya belum
sempat kita mencernanya dengan matang informasi lain datang bak peluruh musuh
yang susah untuk di halau padahal kita sendiri tahu apa yang sering kita
gunakan sehari-hari adalah telepon pintar loh kenapa justru membingungkan.
Apakah kita harus menuntut orang yang membuat telepon pintar itu?.
apakah
kita harus demo turun kejalan menuntut itu semua kan sesuatu hal yang tidak
mungkin bagi saya, dan saya tidak cukup punya banyak masa untuk itu dan lagian
sebagian orang pun tidak tahu siapa pembuat telepon pintar ini. Bahkan naasnya
saya sendiri pun tidak tahu. Ah. Sudalah telepon pintar sudah banyak membantu
kita untuk merumitkan hidup yang sedemikian keras ini.
Masih
terngian sampai saat ini ucapan dari salah seorang sejarawan ketika saya
membaca bukunya, ia mengatakan, ‘’dulu sekitar jutaan tahun yang lalu budaya
komunikasi saling memberikan informasi manusia lahir dari bergosip’’.
Pas
setelah saya membaca sepenggal kalimat itu rasa penasaran saya terhenti di lain
sisi dalam waktu yang sama saya langsung berfikir keras apakah benar yang saya
baca barusan?
Sembari
saya mengingat beberapa hari yang lalu ibu saya sedang ngobrol dengan ibu-ibu
tetangga lainnya seperti biasa sehabis curhat tentang kenakalan anaknya
masing-masing lanjut gosipin orang lain. Entah orang lain yang baik nasibnya
atau sebaliknya yang buruk nasibnya?.
Entalah,. Apakah manusia yang hidup jutaan tahun yang lalu seperti itu,
apakah mereka melakukan hal yang sama. Apakah merekah akan berkumpul dengan
para tetangga lantas menceritakan anaknya yang nakal juga orang lain yang
bernasib buruk atau baik.
Atau
memang gosip tak terlepas dari budayah peradaban manusia dari zaman dulu sampai
sekarang. Jika memang benar itu artinya gosip adalah awal kemampuan linguistic
berkembang menjadi ilmu pengetahuan,. Dan itu artinya kita tak terlepas dari
gosip apalagi di zaman yang keterlaluan begini di mana dulu saling mengirim
surat yang memakan banyak waktu kini berubah sekali pencet lansung bisah
terbaca tampa perlu merasah menunggu si tukan pos.
Semuanya
sudah berubah teknologi telepon pintar sudah membantuh kita untuk mengatahui
informasi yang sebanyak bui di lautan, sakin banyaknya kita menambahnya dengan
informasi diri kita sendiri lewat dinding status yang di balut dengan emot lucu
dan juga unik. Agar tak ketinggalan kereta narsisme kadang kita terlampau
tengelam di tutup bui media sosial yang ada di telepon pintar kita
masing-masing.
Yah
kita terlampau lincah menyelam orang-orang mengira kita mati tenggelam,. Meraka
hanya tidak tahu saja bahwa kita mempunyai nafas yang panjang bisah memakan
waktu yang lama ketika menyelam.
Terserah
di sana kamu bebas mau main apa saja kamu tinggal memilih permainan apa yang
kamu suka. Offline, online. Terserah yang penting kamu punya nafas yang
panjang. Tak ada yang menggangumu kecuali rasah ngantuk.
Kadang
setelah menjelajahi hampir setiap tempat saya bosan. Apakah saya harus bingung
tentu tidak,. saya harus pergi ke tempat
yang belum saya kunjungi namun mereka terlampau terlalu banyak membuat saya
bingung haruskah dari mana memulainya?.
Komentar
Posting Komentar