Perjalanan Yang Membunuh Rasisme. {FILM Green Book}.


 

Bagaimana perasaanmu jika kau seorang kulit putih bekerja sebagai supir pribadi seorang bangsa kulit hitam, dan bagaiman cara untuk meyakinkan keluargamu agar mereka memberi restu untukmu bekerja menjadi supir pribadi seorang kulit hitam?

Sementara keluargamu dan sebangsamu telah sejak lama berprisip rasis terhadap kulit yang berwarna.  Siapa pun dia, apa pun pekerjaanya dan profesinya, kaya atau miskin, setinggi apa kedudukanya. Maka ia akan di pandang tetap dibawah kedudukannya jika ia bangsa kulit berwarna tak perduli ia adalah atasanmu.

Ia, Tony Lip seorang bangsa kulit putih yang baru saja di pecat dari pekerjaannya sebagai penjaga keamanan di salah satu restoran milik sebangsanya, ia di keluarkan sebab karena telah memukul salah seorang pengunjung di restoran tempat ia bekerja paruh waktu.

Pulang kerumah dengan hanya membawa beberapa dolar di sakunya lantas menemukan dua orang negro {sebutan untuk kulit hitam} di rumahnya yang baru saja selesai memperbaiki sesuatu, ia lantas mengambil dua gelas bekas minum dua orang negro tersebut lalu membuangnya ke dalam tong sampah sembari mengucap sumpah serapah terhadap dua orang negro yang telah masuk ke dalam rumahnya itu.

Sembari mengulurkan tangan kepada istrinya yang berisi beberapa dolar itu, ia memberi tahu kepada istrinya bahwa ia baru saja di pecat dari tempatnya bekerja, lantas istrinya mengeluhkan dirinya yang tak bisah menekan emosinya itu, mengeluhkan tagihan-tagihan rumah tangga yang harus mereka lunasi.

Mendengar itu Tony Lip dengan santainya justru menyalakan sebatang rokoknya seperti layaknya seorang suami yang tak di kejar oleh tuntutan dan tanggung jawab rumah tangga.

Selang beberapa hari ia bertemu dengan salah seorang yang menawarinya pekerjaan dan jika ia berkenang ia harus bertemu dengan orang yang tengah membutuhkan jasanya itu.

Dia Tn Shirley seorang doctoral sekaligus pianis dan seniman terkenal juga seorang kulit hitam atau negro satu-satunya yang tampil memukau hati orang kebanyakan bangsa kulit putih. Masa dimana ketika itu dunia sedang perang dingin, hari itu Tony Lip datang menemui panggilan Tn Shirley dengan pikiran yang penuh penasaran siapa orang yang sedang membutuhkan jasanya itu.

Tony Lip seorang yang santai dan tenang ketika berhadapan dengan sesuatu di depannya, siapa pun dia? Menurutnya hanya satu masalah yang ada di kepalanya yaitu pekerjaan. Yah, benar ia sangat membutuhkan pekerjaan.

Awalnya ia agak keberatan dengan pekerjaan yang telah di tawari oleh tuan Shirley itu apalagi Tn Shirley adalah seorang kulit hitam, namun gaji yang telah di tawarkan oleh Tn Shirley cukup lumayan pada akhinya hatinya luluh juga dan menerima tawaran pekerjaan tersebut, namun masalah berikutnya adalah ia harus membecirakan hal tersebut dengan istrinya, sebab pekerjaan yang ia sepakati ini akan membuat ia meninggalkan rumah selama dua bulan.

Menemani perjalanan Tn Shirley keliling Amerika sebagai seorang supir taksi pribadi mengantarnya di setiap kota yang seperti tertera di dalam buku yang berjudul Grenn book. Di dalam buku tersebutlah tetulis semua tempat dan tujuan juga beberapa hal semisal keperluan atau kebutuhan majikanya itu selama perjalanan.

Tn Shirley tak seperti kebanyakan orang, ia seorang majikan yang baik hati namun juga berprinsip, ia tak hanya memperlakukan Tony Lip sebagai seorang supir melainkan lebih dari pada itu, ia bahkan memandang Tony Lip sebagai teman bahkan sahabat yang setia menemaninya.

Meski ia Tn Shirley sudah sangat cukup terkenal di mata orang kulit putih dengan bakat seninya itu, namun ia juga kadang di perlakukan dengan rasis oleh bangsa kulit putih, ia sadar betul bahwa sekalipun ia adalah seorang pianis terkenal yang memiliki bayarang yang mahal sekalipun, bangsa kulit putih akan tetap memandangnya beberbeda dengan mereka ’’hitam tetaplah hitam’’ tak ada pengecualian sekalipun kau seorang seniman terkenal yang di bayar mahal, orang-orang akan memandangmu sinis ketika kau masuk kedalam tempat kulit putih bahkan tak menutup kemungkinan mereka akan menyakitimu.

Tony Lip sadar atas perlakuan sebangsanya terhadap majikanya itu, bahkan ia suka emosi dan tak segan memukul orang kulit putih ketika memperlakukan majikanya dengan perlakuan kasar. Namun. Meski begitu Tn Shirley selalu menegur Tony Lip ketika ia membalas sikap kasar orang-orang yang menyakiti majikannya itu, Tn shirley tak suka dengan perlakuan kasar di balas dengan perlakuan kasar.

Film yang berjudul ’’Grenn Book’’ ini adalah gambarang sisi lain dari rasisme di barat pada masalalu, jika seorang kulit putih membeci kulit berwarna maka tidak seharusnya kulit berwarna membalas membenci kulit putih begitupun sebaliknya,. Keduanya bisah saling berjalan beriringan jika seperti Tn Shirley dan Tony Lip.       


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ia Mengirim Malam Yang Tak Nyenyak Di Dadamu

Sedikit Tentang Buku Manusia Indonesia, Karya Mocthar Lubis

Dari Beng-beng Sampai Peterpan