Apa Jadinya Jika Istri Berperan Sebagai Suami dan Suami di Rumah Sebagai Ibu Rumah Tangga. { Film KI & KA}




Bagaiman jika kehidupan rumah tangga tak seperti seyogianya.

Film berjudul KI & KA. setidaknya itu cerita dari film tersebut.


Mungkin terdengar aneh tak seperti pada umumnya, tetapi itulah yang terjadi. Bagaimana jika kemudi kehidupan rumah tangga disetir oleh istri..?

Bagaimana jika seorang suami yang justru mengerjakan segala perkerjaan seorang istri di rumah.


Bangun pagi lebih awal terus membersihkan ruangan, menata perabotan agar terlihat seperti semula, menyuci piring lantas menaruhnya kembali ke rak piring. Membersihkan badan dalam kamar mandi setelah itu kembali ke dapur menyiapkan sarapan pagi, memanaskan air lalu membuat secangkir kopi, membangunkan istri yang lagi tertidur memberitahunya kopi dan sarapan pagi telah disiapkan di meja makan. 


Ketika istri berangkat bekerja kau dirumah memikirkan untuk membuat makanan apa untuk hari ini?  membuat semacam list dalam sebuah kertas kecil atau bahkan tidak perlu untuk makanan tertentu, layaknya seorang ibu rumah tangga kau meminta uang belanjaan pada pasanganmu yang hendak berangkat kerja, pergi berbelanja ke pasar untuk membeli keperluan masakan yang sudah kau tentukan untuk menjadi sebuah makanan yang kau makan bersama dengan istrimu ketika pulang dari sehabis bekerja seharian nantinya.


Jika akhir pekan tiba kalian berdua pergi ke suatu tempat dimana nantinya disana kalian akan menghabiskan akhir pekan tersebut dan pulang dengan membawa barang belajaan yang di antaranya adalah untuk keperluan dapur.


Tak ada yang aneh dengan kehidupan kalian, jika pun aneh itu hanyalah nyinyiran orang lain. bahkan kalian jusrtu bahagia sebab sebelumnya kalian sudah berkomitmen bahwa yang akan melakukan perkejaan rumah tangga adalah seorang suami dan yang mencari nafkah di luar sana adalah seorang istri,.


Hari berganti segalanya tetap sama seperti rumah tangga pada umumnya yang berbeda hanya satu yakni pekerjaan istri di lakukan oleh suami begitupun sebaliknya profesi suami di lakukan oleh istri atau jelasnya istri berperan sebagai suami dan suami berperan sebagai istri. Istri hanya sibuk dengan pekerjaanya di kantor tanpa perlu mengetahui keperluan-keperluan di dapur begitu pun sebaliknya, suami rumah tangga yang mengetahui segala tetek bengek rumah tangga. Dari tagihan listrik, tagihan air dan tagihan-tagihan yang lain. Atau bahkan mengikuti arisan dengan ibu-ibu yang lain.


Meski lain dari kehidupan rumah tangga pada umumnya, wajah rumah tangga mereka terlihat bahagia sebab sebelum mereka memutuskan menikah, mereka telah berkomitmen untuk hidup seperti itu. Namun tak ada yang bisah menebak dengan pasti apa yang terjadi di lain hari..?  Manusia tetaplah manusia, rumah tangga bukanlah rumah tangga jika tak ada konflik adu mulut perbedaan pendapat terjadi kesalapahaman antara suami dan istri. Saya kira hal semisal ini sering terjadi pada drama rumah tangga pada umumnya. Yah… emang ada sih yang berakhir dengan tragis.  


Seorang istri yang bekerja akan berperilaku seperti suami yang bekerja nyaris seperti pada umumnya, mereka akan memperlihatkan semacam ego dimana mencari uang atau finansial sudah cukup tampa harus mengetahui pekerjaan rumah tangga atau seakan-akan pekerjaan di dapur bukanlah tugas seorang istri yang bekerja mengahsilkan uang. Jika seorang suami rumah tangga mengeluhkan sesuatu maka haknya akan dibatasi karena segala keperluan rumah, dapur dan tetek bengek yang lain ia selalu penuhi tampa mengalami masalah kekurangan. 


Terlepas dari semua itu ada makna lain dari cerita film ini. Menariknya film ini menyajikan semacam isu perbedaan gender dimana sang suami yang bernama Kabir tidak mau mematikan harapan atau mimpi seorang perempuan/istrinya yang bernama Kia hanya karena menikahinya.


Bukan lagi sepertinya. tetapi memang kabir adalah suami yang baik dan tentu sangat mencintai istrinya, ia hanya mengangap bekerja di sebuah kantor atau perusahaan akan membuat kita {manusia} terkesan seperti robot, itu alasan kenapa ia tak mau bekerja di sebuah kantor/perusahaan dan lebih baik memilih menjadi pekerja rumah tangga padahal kenyataanya ia adalah lulusan sarjana. Sebaliknya, berbeda dengan istrinya, istrinya justru mendambakan sebuah jabatan kepala direktur di sebuah perusahaan. Seperti suami-suami yang lain kabir sangat mencintai istrinya salah satu bukti cintanya ia mendorong istrinya untuk mengejar impiannya. 


mohon maaf ya… jika tulisannya agak berputar-putar.

Salam hangat by: Zulfikar Mudria




 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ia Mengirim Malam Yang Tak Nyenyak Di Dadamu

Sedikit Tentang Buku Manusia Indonesia, Karya Mocthar Lubis

Dari Beng-beng Sampai Peterpan